Secondary skin adalah kulit atau selubung rumah / bangunan kedua sebagai filter penerimaan radiasi panas matahari. Alokasinya tidak sekadar menutupi keseluruhan fasad. Secondary skin bukan cladding atau pembungkus rumah / bangunan yang langsung menempel pada dinding fasad tetapi memiliki jarak pemasangan tertentu.
Pertimbangan secondary skin dalam desain rumah antara lain :
- Kenyaman termal
Tergantung berapa banyak lubang yang ada masih dapat meneruskan radiasi panas matahari.
- Kemudahan konstruksi
Konstruksi tergantung material yang digunakan.
- Estetika dan kebutuhan view
Bersifat subyektif.
- Durability / daya tahan
Karena terekspos maka harus tahan terhadap perubahan cuaca.
Agar sirkulasi udara antara secondary skin dan dnding fasad rumah / bangnan berjalan lancar, terdapat teknis pemasangan sebagai berikut.
- Terdapat ruang antara dinding secondary skin dan dinding fasad rumah / bangunan dengan jarak minimal 40 – 60 cm.
- Bila berupa papan/batang/bilah, beri celah minimal 3 cm.
- Apapun jenis material yang digunakan, bagian atas dan bawah ruang antara dinding fasad dan secondary skin diusahakan terbuka.
Secondary skin terdiri dari beberapa material sebagai berikut :
- Kayu (papan, bilah)
- Bambu (batang)
- Aluminium (batang)
- Besi (batang hollow)
- Baja ringan (batang, bilah)
- Enamel-finished aluminium metal (panel)
- Frosted glass / kaca es (lembar)
- Vegetasi
Dengan secondary skin tak boleh menghambat perolehan kenyamanan termal pada rumah / bangunan. Dengan fungsinya sebagai filter radiasi panas matahari maka aspek kebutuhan view ke luar bangunan tak harus menjadi prioritas utama.
Sumber: Fisika Bangunan 1 by Nur Laela Latifah, ST. MT.